Riya Penghapus Pahala

Riya ’ adalah memperlihatkan suatu amal kebaikan kepada sesama manusia. Sedangkan menurut istilah riya yaitu melakukan kegiatan beribadah semata-mata ingin di puji oleh banyak orang bukan berniat untuk beribadah kepada Allah SWT. “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya, yang berbuat karena riya” (Al Maa’uun 4-6).





PENGERTIAN RIYA
Pengertian Riya menurut Bahasa: riya’ (الرياء) berasal dari kata الرؤية /ru’yah, yang artinya menampakkan. Riya ’ adalah memperlihatkan suatu amal kebaikan kepada sesama manusia. Sedangkan menurut istilah riya yaitu melakukan kegiatan beribadah semata-mata ingin di puji oleh banyak orang bukan berniat untuk beribadah kepada Allah SWT. Menurut para ulama: 
  1. Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolani dalam kitabnya Fathul Baari berkata: “Riya’ ialah menampakkan ibadah dengan tujuan dilihat manusia, lalu mereka memuji pelaku amalan itu”. 
  2. Imam Al-Ghazali, riya’ adalah mencari kedudukan pada hati manusia dengan memperlihatkan kepada mereka hal-hal kebaikan. 
  3. Imam Habib Abdullah Haddad pula berpendapat bahwa riya’ adalah menuntut kedudukan atau meminta dihormati daripada orang ramai dengan amalan yang ditujukan untuk akhirat.
Dapat disimpulkan bahwa riya adalah suatu amal kebaikan yang tujuannya bukan beribadah kepada Allah SWT melainkan hanya untuk meperlihatkannya kepada umat manusia sehingga mendapatkan penghargaan, dan pujian agar pelaku riya dihormati oleh banyak orang.




JENIS-JENIS RIYA

Riya’ dibagi kedalam dua tingkatan:
  1. riya’ kholish yaitu melakukan ibadah semata-mata hanya untuk mendapatkan pujian dari manusia,
  2. riya’ syirik yaitu melakukan perbuatan karena niat menjalankan perintah Allah, dan juga karena untuk mendapatkan pujian dari manusia, dan keduanya bercampur”.
Perbuatan riya bila dilihat dari sisi amal atau pencitraan yang diutamakan menurut Imam Al-Ghazali dapat dibagi atas lima kategori, yaitu:
  1. Riya yang berhubungan pada masalah agama dengan penampilan jasmani, misalnya memperlihatkan badan yang kurus dan pucat agar disangka banyak puasa dan shalat tahajud;
  2. Riya dalam penampilan tubuh dan pakaian, misalnya memakai baju koko agar disangka shaleh atau memperlihatkan tanda hitam di dahi agar disangka rajin sholat.
  3. Riya dalam perkataan, misalnya orang yang selalu bicara keagamaan agar disangka ahli agama.
  4. Riya dalam perbuatan, misalnya orang yang sengaja memperbanyak shalat sunnah di hadapan orang banyak agar disangka orang sholeh. Atau seseorang yang pergi berhaji/umroh untuk memperbaiki citranya di masyarakat.
  5. Riya dalam persahabatan, misalnya orang yang sengaja mengikuti ustadz ke manapun beliau pergi agar disangka ia termasuk orang alim.
CARA PENCEGAHAN
Bagaimana cara kita sebagai umat muslim untuk terhindari dari penyakit riya. Ada beberapa cara agar kita terhindar dari penyakit tersebut: 
  1. Berdoa meminta pertolongan agar terhindar dari penyakit riya.
  2.  Percaya bahwa dirikita selalu diawasi oleh Allah SWT.
  3. Belajar dan memahami bahaya tentang penyakit riya di dunia dan akhirat.
  4.  Lebih baik menyembunyikan ibadah yang berurusan dengan Allah SWT, baik itu sholat, berdoa, sedekah, sakat, ataupaun infak.
Iiya akan menghilangkan pahala-pahala yang sudah kita kumpulkan. Jangan biarkan pahala ibadah-ibadah yang telah sulit kita kumpulkan hilang tanpa arti dan berbuah keburukkan lantaran masih ada riya di hati kita. Allah SWT mengingatkan dalam firmannya:
“Janganlah kalian menghilangkan pahala shadaqah kalian dengan menyebut-nyebutnya atau menyakiti (perasaan si penerima) seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak berimana kepada Allah dan hari kemudian.” (Al-Baqarah: 264).

“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya, yang berbuat karena riya” (Al Maa’uun 4-6).

Sumber:
http://www.masuk-islam.com/riya-sumah-ujub-dan-takabur-adalah-4-paket-sifat-tercela-yang-harus-di-hindari.html
http://almuttaqinjepara.com/tausiah/agar-terhindar-dari-sifat-riya/

1 comment: