Menapaki dan Meretas Karir Akademisi

Realita hari ini dalam bekerja ada yg Pekerja karena mengharap salary dan ada yg mengharap ridho ilahi. Jika yg pertama ia tak mendapat nya maka Resign jadi jalan keluar. Dan yg kedua maka hanya ada kata syukur dan sabar dalam menghadapi nya. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.(Sdr.Min Fadli)





Notulensi Kuliah Tasqif online Forsi HIMMPAS Indonesia
Tema : "Menapaki dan Meretas Karir Akademik dan Profesional Mahasiswa Pascasarjana Indonesia"

Tanggal : 11 Oktober 2015
Pukul  : 20.00 - 22.30 WIB
Via  : Grup Whatsapp Tasqif Online

Pembicara:
1. Muhammad Khafidh (University of twente,Belanda)
2. Min Fadli Darain (Universitas Pancasila,Indonesia)

Moderator: Kustomo, S.Pd. (Puskornas Forsihimmpas Indonesia)

"Menapaki dan Meretas Karir Akademisi" 
Pembicara 1 (Muhammad Khafidh):

Disclaimer : Jadi ini hanya berdasar pengalaman yg sy lakukan dan jg beberapa opini dr sy. Mungkin berbeda dengan kalau orang lain yg menyampaikan materi ini. Ada beberapa yg ingin sedikit sy share berdasarkan TOR dr panitia :
  1. Kenapa harus kuliah di LN?
  2. Suka duka mjd akademisi dan peneliti
  3. Dakwah akademik
  4. Tips dan trik meraih beasiswa LN dan DN
Jawaban dari Pertanyaan diatas:
1. Kenapa harus kuliah di LN? 

Jawabnya adalah tidak harus. Mungkin kalau kita elaborasi lebih lanjut, mngkn pertanyaannya saya ganti. Apa sih keuntungan dan tantangan kuliah di LN? karena di forum ini semua anak2 s2, maka sy akan fokus bahas yg berkaitan dngn s3. 

Keuntungan kuliah s3 di LN secara umum: 
  • Akses yg lebih luas. Akses ini termasuk akses jurnal, akses alat2 lab, akses jaringan keilmuan dll. 
  • Research habit. Di LN kita akan belajar ttg cara mereka melakukan riset, di LN mungkin cara mengorganisir riset berbeda dngn Indonesia. Ya bisa jg dikatakan "madzhab" riset.  Dan "madzhab" ini beda2 ya. Kayak seperti madzhab asia timur, madzhab eropa, dll. 
  • Budaya. Tentu kita tdk hanya belajar bidang studi aja disini. Tp jg budaya dan kebiasaannya orang sini. Bahasa, kebiasaan, nilai dalam masyarakat. Intinya ada yg baik, ada yg buruk. Ini yg tdk akan kita dapatkan kl kuliah di DN. Maksudnya kalau di compare dengan budaya kita, ada yg baik ada yg buruk (sesuai perspektif umum org indo)
Beberapa tantangan kuliah di LN:
  • Jauh dr keluarga. Well, untuk org yg gampang homsick ini jd tantangan berat. Bs memecah konsentrasi. Jd pastikan yg mau kuliah di LN harus struggle disini. Apalagi untuk yg sudah berkeluarga, sangat tdk direkomendasikan untuk ditinggal di indonesia. 4 tahun untuk s3, walaupun beberapa negara ada yg 3 tahun. Untuk Belanda umumnya dalam 4 tahun.
  • Harus mandiri. Namanya di negeri orang, kita dituntut lebih mandiri. Apa2 bisa sendiri. Apalagi dengan habit negara yg berbeda. Apa2 yg tdk pernah kita lakukan di indonesia, akan kita lakukan disini. Walaupun kl sampai indo lg kita males lagi mengerjakannya. Misal yg paling umum, harus masak sendir dan itu setiap hari.
  • Iklim riset yg beda. Kita di indonesia kan lebih menunggu instruksi pembimbing baru kita ngerjain. Kl di Belanda, peran pembimbing itu hanya mengarahkan. Dia tdk akan menyetir kita. Jd dlm riset, kita mau ngelakuin ini dan itu harus inisiatif kita. Dan mereka tdk akan nanyain progress kita kl kita ga ngelaporin. Intinya independent research. Disini juga based on results, mau kerja di kos jg gpp. Yg penting progressnya. Ini beda sama Jepang yg semua bergantung sama senseinya. Ala kulli hal, mindset yg harus kita bangun, jgn selamanya generasi penerus harus kuliah di LN untuk dapat pendidikan yg baik. Tp suatu saat kita tdk perlu ke LN krn kualitas DN jg ga kalah dngn LN.
2. Apa sih suka duka jd akademisi dan peneliti?

Jd sebelum s3, sy sempat mengajar setahun di UII, ya adalah sedikit pengalaman di dunia akademisi. Jd status sy adlh dosen muda di sana.
Kelebihan:
  •  Kalau yang passionnya ngajar, nyebarin ilmu sbg tabungan akhirat, ini akan jd pekerjaan yg mengasyikkan. Ditambah suasana kerjanya islami. Dan jg ketemu anak muda setiap saat.
  • Ritme kerja lebih nyaman kalau dibanding jk kerja di perusahaan swasta. Masih bisa ngerjain banyak hal. Intinya kita mempunyai kemerdekaan dalam hal waktu, mau sibuk bisa. Mau yg sedang2 saja jg bs.
Kekurangan:
  • Kita jg akan banyak disibukkan dengan hal2 yg administratif. Ini akan sedikit menyebalkan bagi orang2 yg tidak terlalu suka dgn birokrasi. Apalagi dosen muda akan banyak dibebani dgn hal2 administratif.
  • Duka dalam case sy, sering dikira mahasiswa. Banyak pengalaman unik sbg dosen muda, pernah dimarahin satpam(dikira mahasiswa). Selama setahun sy nguji sidang pendadaran 7 kali, dan dari 7 itu 4 diantaranya angkatannya diatas saya. Intinya sebenernya kurang PD kalau keliatan muda.
  • Jika bicara maisyah dicompare dengan anak teknik yg kerja di perusahaan pasti dibawahnya. Tp cukup buat hidup nyaman tentram di Jogja yg jg nyaman. Tp biasanya dosen kalo awal2 harus berjuang, akan lbh baik bila dpt lgsg lanjut sekolah.
3. Terkait dakwah akademik.

>>Intinya, dalam dunia akademis, yg diliat bukan background kita. Km orang merah, kuning atau hijau, tp apasih kompetensi kamu?
>>oleh karena itu ambil keputusan bidang apa yg akan jd spesialisasi kita. Fokus disana, jadilah orang yg disegani dalam bidang itu. Karen islam banyak butuh org islam yg punya spesialisasi di bnyak bidang. Bukan orang banyak yg tahu banyak tp ga ada yg jd spesialisasinya.
4. Tips dan trik beasiswa DN dan LN >>alhamdulillah sy pernah merasakan baik DN maupun LN. S1 
Dapat beberapa beasiswa, s2 dapat fasttrack DN dan sandwich program LN, S3 dapat beasiswa LN. Tipsnya :
  • Cari info yg lengkap tentang beasiswa. Modal internet dan kesungguhan
  • Penuhi semua requirementsnya. Bahasa dan IPK dibuat se OK mungkin
  • Jaringan. Terkadang beasiswa bs didapat krn kita diendorse oleh orang lain(bisa pembimbing kita atau yg lain). Makanya jaringan penting. Dan bangun reputasi kita sehingga kita bs direkomendasikan oleh orang2 itu untuk dapat beasiswa. Dan ingat bahwa membangun reputasi itu bukan kerja singkat.
  • The last but not least, doa orang tua. Kita tdk pernah tahu, mungkin sj segala pencapaian kita bukan krn kehebatan kita, tp krn doa ortu kita dan doa2 orang lain yg kita tidak tahu. Sy ada banyak pengalaman ttg hal ini. Banyak hal yg kayaknya yg susah ternyata bisa tercapai.

"Meniti dan Meretas Karir Profesional"
Pembicara 2 (Min Fadli Darain):

Syukur alhamdulillah diberi kesempatan bisa tuker ide2 dengan teman2 se indonesia dan dunia di forum ini. Materi cukup berat karena saya juga sebagai pemula dalam dunia pekerjaan dan pemula juga dlam pendidikan pasca. QS. Al-Ashr sebagai awalan dr kesempatan ini.  Demi masa... Manusia benar2 dalam kerugian. Kecuali orang2 yg beriman dan beramal saleh,Dan nasehat menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.
  • Tidak mudah menjalani multi aktifitas jika itu bukan kemauan kita. Kerja, kuliah, organisasi tentu menyerap energi yg ekstra. Namun jika kemauan sdh "bulat" mudah2an segala kemudahan akan menyertai. Faizaa 'azamta fatawakkal 'alallah
  • Bekerja dan belajar, kedua disyariatkan. Bekerja terutama yg sudah mempunyai tanggungan nafkah, begitupun belajar agar ilmu terus terupgrade.
  • Pengalaman pribadi yg sy jalani, senin-jum'at kerja, jum'at sore dan sabtu kuliah, ahadnya kerja lagi (ganti waktu jam kerja). Maka ada suatu penguat bagi pribadi bahwa semua aktifitas ini sebagai hiburan. Kenapa? Allah telah mengatakan bahwasannya hidup di dunia adalah permainan dan kita disuruh utk mempersiapkan kehidupan akhirat dengannya. Maka segala aktifitas ini tidak membawa ke istilah "stres" maklum kerja dengan berbagai tuntutannya.
  • Meniti karir dari bawah, fresh graduate biasa diuji daya tahannya menghadapi beban kerja, perintah atasan ada istilah "siap laksanakan", agar karir kita semakin menanjak tentu harus didukung dengan keahlian2 lain agar kita diberi kepercayaan sampingan di luar tugas utama kerja.
Pertanyaan 1:
  1. Untuk dapat studi di luar, apa ada referensi professor dan web yang memfasilitasi dan network seperti apa yang paling dibutuhkan? Apakah akadmisi atau tokoh masyarakat yang paling diutamakan? Apakah pertimbangan pengalaman kerja juga sangat menentukam kelulusan disamping bahasa dan IPK?
  2. Berdasarkan pengalaman di Negeri Kincir Angin, apa sih parameter yang paling menentukan kemajuan riset di sana kalau dilihat dari sisi SDM?
Jawab:
  1. Referensi profesor cari yg sesuai bidang. Gmn caranya? Cari dr publikasinya.Kl udah nemu tinggal email deh. "prof, sy udah baca paper anda yg ini dan itu. sy tertarik dngn penelitian anda. Yg paling utama, Background riset kita, publikasi, Ipk, bahasa, namunitu semua bs dipermudah bila kita memiliki jaringan.
  2. Ttg riset output itu publikasi dan kebermanfaatannya. Hampir semua project riset mengikutsertakan perusahaan sebagai pengguna hasil riset. Merekapun ikut membiayai riset.
Pertanyaan 2:
  1. Bagaimana mengatasi 'kurang PD' saat awal2 menjadi dosen? Apa saja yang harus dipersiapkan untuk menjadi dosen yang 'sukses'? Apa visi mas khafidh yang sudah jadi dosen, bagaimana merealisasikan visi tersebut?
  2. Bagaimana tantangan dan peluang dakwah akademik (versi di Indonesia), kalau sebagai dosen mudah menyebarkan fikroh, lah bagaimana kalau sebagai staff akademik saja?
Jawab:
  1. a. Pandai menempatkan diri., b. Pada intinya,Guru yg cerdas melahirkan murid2 yg cerdas, c. Visinya. Sy ingin di lingkungan yg sy bs selalu update ilmu dan nyebarin ilmu. Sbg bekal akhirat. Caranya : berusaha mjd dosen yg profesional.
  2. Pada intinya semua punya lahan masing2. Kl dosen bisa menjangkau mahasiswa dan staff akademik menyebarkansesuai jangkauan.

Pertanyaan 3:
  1. Bagaimana memanage waktu dengan baik saat harus tumbukan antara kuliah dan kerja? Jika atasan marah2 bukankah resikonya bisa di pecat, siapkah menghadapi kondisi tertekan seperti itu? Apa Memungkinkan jika mengadakan halaqoh di pabrik atau industri??
  2. Gimana kondisi keislaman di luar negeri (Belanda khususnya dan Eropa)? Kalau Halaqoh (Liqo/Usroh) atau kajian umum lainnya gmn? Terutama di Paris dan Barcelona. Bgmn Peluang dan tantangan dakwah di belanda?
  3. Jika dibandingkn antara kuliah didalam negeri dgn luar negeri mana yg tingkat kesulitanya lebih tinggi krn yg sy dngar dri bnyak pembicara yg lulusan LN katanya tekanan psikologis misalnya beban tugas2 dll, itu di LN sangat minim bhkn qt bsa enjoy dlm mlakukan aktifitas akademik ngga sama di DN yg beban atau tekanan psikologisnya membuat mahasiswa jd stress dan brdampak buruk. Lalu bgmn mengaplikasikan kemanfaatan riset tsb? Terutama ilmu sosial yang tidak seriil ilmu eksakta.
Jawab:
  1. (Sdr.Min Fadli) Karena kerja adalah aktifitas yg pertama sebelum kuliah yg sy jalani, maka kerja pilihannya (tergantung urgensi nya juga misal rapat yg urgen, jika cuma panggilan biasa bisa dikomunikasikan dgn pimpinan dan ini pernah terjadi). Dari awal juga sdh membayangkan akan seperti ini makanya sdh mempersiapkan juga langkah antisipasinya. Belum lagi resiko mutasi yg sewaktu2 bisa saja terjadi, maka kuliahnya? Kita serahkan kepada Allah karena telah ber'azam. Mungkin saja, bisa dimulakan dengan memberi cth yg baik2, misal kita tetap menjaga waktu2 shalat, nanti perlahan bisa diadakan.
  2. (Sdr.Khafidh) Di belanda hampir setiap kota ada kajian. Ada yg bulanan ada yg pekanan. InsyaAllah kl di perantauan yg di indo biasanya ga ngaji disini jadi ngaji (Maklum ada makanan gratis). Untuk paris juga ada. Kalau Barcelona belum tahu krn jangkauan blm sampai kesana. Tantangan dan peluang : umumnya minoritas, pasti rasa persaudaraan lebih kuat. Ngaji 4 jam naik kereta pun dilakukan. Disini banyak orang indonesia yg lama tinggal di belanda. Jd  salah satu obyek dakwah. krn mereka selamanya disini. Tidak sepeti kita yg datang dan pergi.
  3. (Sdr.Khafidh) Tergantung msg2 negara. Kl di eropa lebih santai. Beda dgn korea dan jepang. Bisa stress jg disana. Disini based on results. Kerjanya terserah. Sy disini kan statusnya pegawai. Jatah libur sy kurang lebih 7 minggu. Jd mmg kl eropa lebih enak. tp itu jg tergantung grup risetnya ya. Kadang ada grup riset yg kepala lab nya bukan orang belanda. itu beda lagi. intinya tdk bs disamaratakan.
Closed Statement:

(Sdr.Min Fadli)
Realita hari ini dalam bekerja ada yg Pekerja karena mengharap salary dan ada yg mengharap ridho ilahi. Jika yg pertama ia tak mendapat nya maka Resign jadi jalan keluar. Dan yg kedua maka hanya ada kata syukur dan sabar dalam menghadapi nya. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.

(Sdr.Khafidh)
Jika kuliah ke LN siap2 melakukan sesuatu yg mngkn tidak dilakukan di indo. ex: jd khotib, mimpin doa dll. Bkn krn apa2, tp mmg krn tidak ada yg lain. Kata penutup:Setetes keringat orang tuamu jatuh, selangkah kamu harus melangkah maju. Semangat.

Presented by:
Dept.Pengembangan Keilmuan.
Puskornas Forsihimmpas 2015.

No comments:

Post a Comment