Assalamualaikum Warahmatulahi
Wabarakatuh, Sholat ‘ied termasuk salah satu bagian dari syiar Islam dan
merupakan anugrah Allah yang khusus kepada umat Islam. Secara bahasa Ied
artinya kembali, dikatakan ied karena kembalinya hari itu dengan perputaran
tahun, atau karena kembalinya rasa gembira dan bahagia tiap datangnya hari
tersebut. Ada yang mengatakan karena banyaknya keutamaan Allah SWT yang
dicurahkan kepada hamba-Nya pada hari tersebut.
Hukum shalat id sunnah muakkadah (sangat
dianjurkan). Sejak disyariatkan pada tahun kedua hijriah, Rasulullah tidak
meninggalkannya hingga beliau wafat, kemudian ritual serupa dilanjutkan para
sahabat beliau. Sholat ied disunnahkan baik bagi orang yang mukim ataupun
musafir, merdeka atau budak, laki-laki maupun perempuan. Sholat iedul fitri
dilakukan lebih awal oleh Nabi Saw di tahun ke 2 H kemudian sholat iedul adha. Firman
Allah SWT:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
Artinya: “maka laksanakanlah sholat
karena tuhanmu, dan berqurbanlah. (QS Alkautsar 2).
Kebanyakan ahli tafsir berpendapat bahwa
yang dimaksud “sholat” di ayat tersebut adalah sholat ied. Menurut pendapat
yang kuat Sholat iedul adha lebih utama daripada sholat iedul fitri sebagaimana
pendapat imam Ibn Hajar karena ada nash langsung dari Al-Qur’an. Sedangkan
menurut imam Izzuddin bin Abdissalam Shalat Iedul Fitri yang lebih utama.
Waktu Sholat ied adalah mulai terbitnya
matahari hingga masuknya waktu duhur. Namun dianjurkan mengakhirkan hingga
ketinggian matahari ukuran tombak (sekitar
16 menit dari terbitnya matahari), karena mengikuti Nabi dan keluar dari
pendapat ulama’ seperti imam Malik yang menyatakan itu adalah awal waktunya.
Berbeda dari shalat Idul Adha yang dianjurkan mengawalkan waktu demi memberi
kesempatan yang luas kepada masyarakat yang hendak berkurban selepas rangkaian
shalat id, shalat Idul Fitri disunnahkan memperlambatnya. Hal demikian untuk
memberi kesempatan mereka yang belum berzakat fitrah.
Secara global syarat dan rukun shalat id
tidak berbeda dari shalat lima waktu, termasuk soal hal-hal yang membatalkan.
Tapi, ada beberapa aktivitas teknis yang agak berbeda dari shalat pada umumnya.
Aktivitas teknis tersebut berstatus sunnah. Shalat id dilaksanakan dua rakaat
secara berjamaah dan terdapat khutbah setelahnya. Namun, bila terlambat datang
atau mengalami halangan lain, boleh dilakukan secara sendiri-sendiri (munfarid)
di rumah ketimbang tidak sama sekali.
Berikut adalah panduan serta cara bagi
menunaikan solat sunat Hari Raya Puasa atau Hari Raya Aidilfitri:
1.
Sebelum pergi ke masjid bagi menunaikan solat
aidilfitri, Umat Islam juga disunatkan mandi (mandi sunat Hari Raya
Aidilfitri), membersihkan diri besertakan niat.
2.
Lafaz Niat Mandi Sunat Hari Raya Aidilfitri*
نويت الغسل لعيد الفطر سنة لله تعلى
Bahasa rumi: Nawaitul Ghusla li i’dil fitri
sunnatallilahi ta’ala
Maksudnya: Sahaja aku mandi sunat Aidil Fitri
kerana Allah Ta’ala
3.
Lafaz Niat Solat Sunat Hari Raya Aidilfitri*
صَلِّي سُنَّةَ
لِعِيْدِ الْفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا لِلَّهِ تَعَالَى
Bahasa rumi: Usalli sunnatan li’aidil fitri
rak’ataini makmuman lilla’hi ta’ala
Maksudnya: Sahaja aku (sembahyang / solat)
sunat Aidil Fitri dua rakaat sebagai makmum kerana Allah Ta’ala
4.
Rakaat Pertama di mulai dengan lafaz takbir
ratulihram dengan menyebut Allah hu Akbar disertakan dengan niat di dalam hati
5.
Membaca doa iftitah
اَللَّهُمَّ
بَاعِدْ بَيْنِى وَبَيْنَ خَطَايَاىَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ
وَالْمَغْرِبِ ، اللَّهُمَّ نَقِّنِى مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ
الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ ، اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَاىَ بِالْمَاءِ
وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ
Artinya: Ya Allah jauhkanlah aku dari
dosa-dosaku sebagaimana engkaujauh kan antara timur dan barat. Ya Allah
bersihkanlah aku dari dosa-dosaku sebagaimana bersihnya pakaian putih dari
kotoran. Ya Allah cucilah aku dari dosa-dosaku dengan air, salju dan embun.
Keterangan: Doa ini berdasarkan hadits shahih
yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim.
6.
Takbiratul ihram sebagaimana shalat biasa.
Setelah membaca doa iftitah, disunnahkan takbir lagi hingga tujuh kali untuk
rakaat pertama dan lima kali di raka’at kedua selain takbir berdiri dari sujud.
Di antara takbir-takbir itu dianjurkan membaca:
اللهُ أَكْبَرُ
كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
Artinya: “Allah Maha Besar dengan segala
kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah,
baik waktu pagi dan petang.”
Atau boleh juga membaca:
سُبْحَانَ
اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji
bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar.”
7.
Membaca surah Al-Fatihah.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (١
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (٢
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (٣
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (٤
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (٥
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (٦
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ (٧
Artinya:
1)
dengan menyebut nama Allah yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang.
2)
segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
3)
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4)
yang menguasai di hari Pembalasan.
5)
hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya
kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan.
6)
Tunjukilah Kami jalan yang lurus.
7)
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau
beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula
jalan) mereka yang sesat.
8.
Membaca surah Al-Quran (disunatkan membaca
surah Al-A’laa)
بِسْمِ
اللَّـهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ
سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ
الْأَعْلَى ﴿١﴾
الَّذِي خَلَقَ فَسَوَّىٰ
﴿٢﴾
وَالَّذِي قَدَّرَ
فَهَدَىٰ ﴿٣﴾ وَالَّذِي أَخْرَجَ الْمَرْعَىٰ ﴿٤﴾
فَجَعَلَهُ غُثَاءً
أَحْوَىٰ ﴿٥﴾
سَنُقْرِئُكَ فَلَا
تَنسَىٰ ﴿٦﴾
إِلَّا مَا شَاءَ اللَّـهُ
ۚ إِنَّهُ يَعْلَمُ الْجَهْرَ وَمَا يَخْفَىٰ ﴿٧﴾
وَنُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرَىٰ
﴿٨﴾
فَذَكِّرْ إِن نَّفَعَتِ
الذِّكْرَىٰ ﴿٩﴾
سَيَذَّكَّرُ مَن يَخْشَىٰ
﴿١٠﴾
وَيَتَجَنَّبُهَا
الْأَشْقَى ﴿١١﴾
الَّذِي يَصْلَى النَّارَ
الْكُبْرَىٰ ﴿١٢﴾
ثُمَّ لَا يَمُوتُ فِيهَا
وَلَا يَحْيَىٰ ﴿١٣﴾
قَدْ أَفْلَحَ مَن
تَزَكَّىٰ ﴿١٤﴾
وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ
فَصَلَّىٰ ﴿١٥﴾بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا ﴿١٦﴾
وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ
وَأَبْقَىٰ ﴿١٧﴾
إِنَّ هَـٰذَا لَفِي
الصُّحُفِ الْأُولَىٰ ﴿١٨﴾
صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ
وَمُوسَىٰ ﴿١٩﴾
Surat Al A'la Teks Latin:
Bismillahir Rahmaanir Rahiim.
1)
Sabbihis ma rabbikal a’laa.
2)
Alladzii khalaqa fa sawwaa.
3)
Wal ladzii qaddara fa hadaa.
4)
Wal ladzii akhrajal mar’aa.
5)
Fa ja’alahuu ghutsaa-an ahwaa.
6)
Sanuqri-uka fa laa tansaa.
7)
Illa maa syaa-allaah[u] inaahuu ya’lamul
jahra wamaa yakhfaa.
8)
Wa nusyassiruka lil yusraa.
9)
Fa dzakkir in nafa’atidz dzikraa.
10)
Sayadzdzakaru may yakhsyaa.
11)
Wa yatajannabuhal asyqaa.
12)
Alladzii yashlan naaral kubraa.
13)
Tsumma laa yamuutu fiiha walaa yahyaa.
14)
Qad aflaha man tazakkaa.
15)
Wa dzakaras ma rabbihii fashallaa.
16)
Bal tu tsiruunal hayaatad dunyaa.
17)
Wal aakhiratu khairuw wa abqaa.
18)
Inna haadzaa lafish shuhufil uulaa.
19)
Shuhufi Ibraahiima wa Muusaa.
Arti Bahasa Indonesia Surat Al-A'la:
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha
Penyayang.
1)
Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi.
2)
Yang menciptakan dan menyempurnakan-(nya).
3)
Dan yang menentukan lalu menunjukkan.
4)
Dan yang menumbuhkan tumbuh-tumbuhan.
5)
Lalu dijadikannya tumbuh-tumbuhan itu kering
kehitam-hitaman.
6)
Akan Kami bacakan kepadamu maka kamu tidak
lupa.
7)
Kecuali apa yang dikehendaki Allah.
Sesungguhnya Dia mengetahui apa yang terang dan yang tersembunyi.
8)
Dan akan Kami mudahkan bagimu jalan yang mudah.
9)
Maka peringatkanlah karena peringatan itu
berguna.
10) Orang yang takut (kepada Nya) akan
memperoleh pelajaran.
11) Dan orang-orang yang celaka akan
menjauhinya.
12) Orang yang akan masuk api yang besar.
13) Kemudian di dalamnya ia tidak mati dan
tidak hidup.
14) Sungguh beruntunglah orang yang
membersihkan diri (dari kafir dan durhaka).
15) Dan ia ingat nama Tuhannya lalu
bersembahyang.
16) Namun kamu (orang-orang kafir)
mengutamakan dunia.
17) Padahal akhirat itu lebih baik dan kekal.
18) Sesungguhnya ini benar-benar ada dalam
lembaran-lembaran (kitab-kitab) yang terdahulu.
19) Yaitu lembaran-lembaran (kitab-kitab)
Ibrahim dan Musa.
9.
Meneruskan solat sehingga selesai rakaat
pertama dengan bacaan yang sama seperti solat pada umumnya.
10. Pada Rakaat kedua, Mulai dengan lafaz
takbir intiqalat (takbir permulaan rakaat kedua). Lafaz takbir lima kali
diselangselikan dengan bacaan tasbih dan setelah tabis selesai kemudian Membaca
surah Al-Fatihah.
11. Selanjutnya Membaca surah Al-Quran
(disunatkan dalam rakaat kedua membaca surah Al-Ghaasyiyah).
الْغَاشِيَة
Al Ghasyiyah: Hari Pembalasan
هَلْ أَتَىٰكَ حَدِيْثُ الْغٰشِيَةِ ﴿الغاشية:١
hal ataaka hadiitsul ghoosyiyah
1)
Sudahkah sampai kepadamu berita tentang (hari
kiamat)?
وُجُوْهٌ يَوْمَئِذٍ خٰشِعَةٌ ﴿الغاشية:٢
wujuhuy yauma-idzin khoosyi’ah
2)
Pada hari itu banyak wajah yang tertunduk
terhina,
عَامِلَةٌ نَّاصِبَةٌ ﴿الغاشية:٣
‘aamilatun naashibah
3)
(karena) bekerja keras lagi kepayahan,
تَصْلَىٰ نَارًا حَامِيَةً ﴿الغاشية:٤
tashlaa naaron haamiyah
4)
mereka memasuki api yang sangat panas (neraka),
تُسْقَىٰ مِنْ عَيْنٍ ءَانِيَةٍ ﴿الغاشية:٥
tusqoo min ‘ainin aaniyah
5)
diberi minum dari sumber mata air yang sangat
panas.
لَّيْسَ لَهُمْ طَعَامٌ إِلَّا مِنْ ضَرِيْعٍ ﴿الغاشية:٦
laysa lahum tho’aamun illaa ming dhorii’
6)
Tidak ada makanan bagi mereka selain dari pohon
yang berduri,
لَّا يُسْمِنُ وَلَا يُغْنِى مِنْ جُوْعٍ ﴿الغاشية:٧
laa yusminu walaa yughnii min juu’
7)
yang tidak menggemukkan dan tidak menghilangkan
lapar.
وُجُوْهٌ يَوْمَئِذٍ نَّاعِمَةٌ ﴿الغاشية:٨
wujuuhuy yauma-idzin naa’imah
8)
Pada hari itu banyak (pula) wajah yang
berseri-seri,
لِّسَعْيِهَا رَاضِيَةٌ ﴿الغاشية:٩
lisa’yihaa roodhiyah
9)
merasa senang karena usahanya (sendiri),
فِى جَنَّةٍ عَالِيَةٍ ﴿الغاشية:١۰
fii jannatin ‘aaliyah
10)
(mereka) dalam surga yang tinggi,
لَّا تَسْمَعُ فِيْهَا لٰغِيَةً ﴿الغاشية:١١
laa yasma’u fiihaa laaghiyah
11)
disana (kamu) tidak mendengar perkataan yang
tidak berguna.
فِيْهَا عَيْنٌ جَارِيَةٌ ﴿الغاشية:١٢
fiihaa ‘ainun jaariyah
12)
Di sana ada mata air yang mengalir.
فِيْهَا سُرُرٌ مَّرْفُوْعَةٌ ﴿الغاشية:١٣
fiihaa sururum marfuu’ah
13)
Di sana ada dipan-dipan yang ditinggikan,
وَأَكْوَابٌ مَّوْضُوْعَةٌ ﴿الغاشية:١٤
wa-akwaabum maudhuu’ah
14)
dan gelas-gelas yang tersedia (di dekatnya),
وَنَمَارِقُ مَصْفُوْفَةٌ ﴿الغاشية:١٥
wanamariqu mashfuufah
15)
dan bantal-bantal sandaran yang tersusun,
وَزَرَابِىُّ مَبْثُوثَةٌ ﴿الغاشية:١٦
wazaroobiyyu mabtsuutsah
16)
dan permadani-permadani yang terhampar.
أَفَلَا يَنْظُرُوْنَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ ﴿الغاشية:١٧
afalaa yangdhuruuna ilal ibili kaifa
khuliqot
17)
Maka tidakkah mereka memperhatikan unta,
bagaimana diciptakan?
وَإِلَى السَّمَآءِ كَيْفَ رُفِعَتْ ﴿الغاشية:١٨
wa-ilas samaa-i kaifa rufi’at
18)
an langit, bagaimana ditinggikan?
وَإِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ ﴿الغاشية:١٩
wa ilal jibaali kaifa nushibat
19)
Dan gunung-gunung, bagaimana ditegakkan?
وَإِلَى الْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ ﴿الغاشية:٢۰
wa ilal ardhi kaifa suthihat
20)
Dan bumi, bagaimana dihamparkan?
فَذَكِّرْ إِنَّمَآ أَنْتَ مُذَكِّرٌ ﴿الغاشية:٢١
fadzakkir innamaa anta mudzakkir
21)
Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya
engkau (Muhammad) hanyalah pemberi peringatan,
لَّسْتَ عَلَيْهِمْ بِمُصَيْطِرٍ ﴿الغاشية:٢٢
lasta ‘alaihim bimushoithir
22)
engkau bukanlah orang yang berkuasa atas
mereka,
إِلَّا مَنْ تَوَلَّىٰ وَكَفَرَ ﴿الغاشية:٢٣
ilaa mang tawallaa wakafar
23)
kecuali (jika ada) orang yang berpaling dan
kafir,
فَيُعَذِّبُهُ اللهُ الْعَذَابَ الْأَكْبَرَ ﴿الغاشية:٢٤
fayu’adzdzibuhulloohul ‘adzaabal akbar
24)
maka Allah akan mengazabnya dengan azab yang
besar.
إِنَّ إِلَيْنَآ إِيَابَهُمْ ﴿الغاشية:٢٥
inna iilainaa iyaabahum
25)
Sungguh, kepada Kamilah mereka kembali,
ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُمْ ﴿الغاشية:٢٦
tsumma inna ‘alainaa hisaabahum
26)
kemudian sesungguhnya (kewajiban) Kamilah
membuat perhitungan atas mereka.
12. Meneruskan solat sehingga selesai rakaat
kedua.
13. Memberi
salam.
14. Kelima, setelah salam, jamaah tak
disarankan buru-buru pulang, melainkan mendengarkan khutbah Idul Fitri terlebih
dahulu hingga rampung. Kecuali bila shalat id ditunaikan tidak secara
berjamaah.Hadits Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah mengungkapkan:
السنة أن يخطب
الإمام في العيدين خطبتين يفصل بينهما بجلوس
“Sunnah seorang Imam berkhutbah dua kali
pada shalat hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha), dan memisahkan kedua khutbah
dengan duduk.” (HR Asy-Syafi’i)
Khutbah solat hari raya sunat
dilaksanakan selepas mengerjakan solat Hari Raya. Khutbah Aidilfitri dan
Aidiladha sama dengan khutbah Jumaat dari segi rukunnya. Namun sunat di mulakan
oleh khatib dengan lafaz takbir sebanyak sembilan kali berturut-turut pada
khutbah pertama dan tujuh kali berturut-turut pada khutbah kedua.
Demikianlah pembahasan tentang bagaimana
kita melaksanakan solat idul fitri. Artikel ini bertujuan untuk memberi pengetahuan
sekaligus memperbaiki khususnya diri penulis pribadi. Tidak ada salahnya bila
artikel ini digunakan sebagai konsumsi publik karena saling berbagi pengetahuan
dan pengalaman merupakan salah satu ibadah yang dianjurkan. Semoga bermanfaat
dan saya ucapkan terimakasih keada penulis yang berada pada sumber reverensi
yang kami gunakan. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Sumber:
- http://fiqh-am.blogspot.com/2009/09/solat-sunat-hari-raya.html
- www.islam.gov.my/sites/default/files/bahagian/bpict/cara_solat_sunat_idulfitri.pdf
- http://www.malaysiatercinta.com/2015/10/aplikasi-pangkalan-data-murid-apdm.html
- http://www.malaysiatercinta.com/2016/06/cara-bertukar-simpanan-shariah-kwsp.html
- http://www.malaysiatercinta.com/
- https://www.fiqihmuslim.com/2015/12/bacaan-surat-al-ala-arab-latin-terjemahan.html
- https://www.mysumber.com/wp-content/uploads/2015/01/panduan_solat_sunat_idulfitri.pdf
- http://www.nu.or.id/post/69/shalat/
- https://islami.co/tag/tata-cara-sholat-idul-fitri/
- https://juz-amma.ayatalquran.net/surah-al-ghasyiyah-ayat-1-26-arab-latin-dan-artinya/
No comments:
Post a Comment