Perilaku Baik Selalu Mendapatkan Kebaikan

Perilaku Baik Selalu Mendapatkan Kebaikan, beberapa pelajaran yang didapat dalam pengajian tersebut, dapat penulis sampaikan lewat tulisan di bawah ini.





مَا عِندَكُمْ يَنفَدُ ۖ وَمَا عِندَ ٱللَّهِ بَاقٍ ۗ وَلَنَجْزِيَنَّ ٱلَّذِينَ صَبَرُوٓا۟ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

Artinya: Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. An-Nahl : 96)


مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. An-Nahl :97)


Pondowan, Tayu, Pati. Minggu (2/2/2025) Ngaji Tafsir Jalalain, pukul 10.00 - 12.30 bersama KH. Muhammad Aniq Muhammadun  pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ulum Pakis Tayu Pati, di Masjid Jami' Desa Pondowan Tayu. Putra dari KH. Muhammadun guru KH. Subhan Ma'mun.


Beberapa pelajaran yang didapat dalam pengajian tersebut, dapat penulis sampaikan lewat tulisan di bawah ini :


Pertama, bahaya menggunakan kalimat sumpah  untuk menipu siapa saja dengan tujuan mendapatkan keuntungan dunia, baik dalam perdagangan maupun usaha apapun.

Sumpah tidak boleh untuk dijadikan  permainan, seperti menggunakan kalimat sumpah dengan tujuan agar dagangannya laku keras dan mahal, "barang lokal dikatakan barang impor", sumpah ini tentu memiliki tujuan untuk kebohongan dan tentu tidak boleh.

Catatan tersendiri hal yang perlu diperhatikan bagi pembaca, ketika seseorang terbiasa bersumpah menggunakan kalimat nama Allah Swt untuk kepentingan dunia, dikhawatirkan hati orang yang bersumpah akan terbawa dan terbiasa untuk tidak menghormati dan melakukan  perintah Allah Swt, selanjutnya akan menjadikan rusak dan lemahnya akidah (keyakinan) iman kepada Allah Swt.

Ketika seseorang sudah berjanji atas nama Allah Swt maka harus dilaksanakan. Kalau dilanggar akan berdampak pada rusak ibadahnya.

Begitu pula pada aktivitas (perbuatan) disaat melanggar perintah Allah Swt sekali, kemudian mengatakan tidak apa-apa (menyesal) atas perbuatan yang dilakukan tersebut, maka lama-kelamaan akan menjadi hal biasa dan berlanjut pada kurang baik saat melanggar perintah Allah Swt selanjutnya, sehingga dapat dikatakan sudah kebal dan tidak terasa (adanya penyesalan atau merasa bersalah atau berdosa).


Kedua, tidak boleh melakukan perbuatan jelek. Seseorang yang melakukan perbuatan jelek, kemudian ditiru oleh orang lain dan generasi-genarasi selanjutnya, maka orang yang pertama berbuat jelek dan ditiru akan mendapatkan dosa sampai hari kiamat.  Walaupun sudah tobat tapi kesalahan perilakunya masih dilakukan orang lain, maka dengan sendirinya terus mendapatkan dosa. Kenakalannya sudah pensiun namun tetap mendapatkan kiriman dosa.

Oleh karena itu behati-hatilah ketika akan berbuat jelek, karena kejelekkan terus akan terbawa walaupun pelaku pertama sudah meninggal. Jadilah manusia yang memberi contoh  baik saja, agar bisa ditiru orang lain dan selanjutnya mendapatkan pahala dari kebaikan yang ditirunya.

Dalam melakukan  kejelekan (berbuat dosa) haruslah segera bertaubat sebelum meninggal dan jangan pula melakukan perbuatan  menjelek-jelekkan Allah Swt, dengan melanggar perjanjian yang telah Allah Swt gariskan. Dikarenakan janji Allah Swt pasti akan terpenuhi (diberikan) atas balasan setiap amal kebaikan (amal shalih) yang dilakukan oleh manusia. Dan menghukum atas kejelekkan yang manusia perbuat.


Ketiga, janganlah menjadi orang yang melanggar janji kepada Allah Swt. Dikarenakan dalam setiap janji Allah Swt di pastikan ada imbalan atau keuntungan yang nilainya sangat tinggi. Melanggar janji Allah, dapat diartikan memilih mendapatkan sedikit ukuran dunia dan mengabaikan pemberian Allah Swt yang lebih baik dari seisi dunia, seandainya manusia mengetahuinya. Namun yang terjadi kebanyakan manusia lebih memilih atau tertarik pada sesuatu yang nyata (saat itu) ada di dunia, dari pada janji Allah yang tidak langsung akan didapatkan, kelak di akhirat, surga balasanya.


Keempat, raihlah balasan dari Allah Swt  yang lebih baik dari seluruh isi dunia dan kekal abadi di dalamnya. Namun dikarenakan kondisi iman yang lemah mengakibatkan manusia tidak tertarik pada janji-janji Allah. Sesungguhnya apa yang disediakan Allah Swt lebih berharga dan ini bagi yang menyakininya, akan tetapi banyak manusia yang mengingkarinya.

Bila seseorang memiliki kesabaran yang tinggi maka ia tidak akan  merusak janji Allah Swt yang disampaikan kepada manusia. Begitu pula jika seseorang  mampu mengendalikan nafsu maka tidak akan ada habisnya, keuntungan yang didapat di akhirat nanti.

Apapun yang namanya janji kepada Allah Swt dan manusia maka harus dilaksanakan. Ketika seseorang menepati janji yang telah di syariatkan oleh Allah Swt berarti ia telah kuat dan sabar menahan berbagai godaan dunia.


Kelima, kalau melihat keimanan para salafus sholihin. Beliau-beliau lebih menggunakan  waktu yang dimiliki untuk selalu digunakan ibadah kepada Allah Swt. Logika dan amaliyahnya sudah terbangun dan menyakini  bahwa sabar dalam ibadah merupakan ibadah yang hanya dilakukan puluhan tahun. Sedangkan kalau bisa menjalankan kesabaran dalam ibadah dengan sukses akan mendapatkan kenikmatan ibadah selamanya, tanpa ada batasannya.

Artinya bila seseorang sabar menahan hawa nafsu berarti ia tidak merusak apa yang dijanjikan oleh Allah Swt. Begitu pula bagi manusia itu sendiri bila melakukan janji sesama manusia, mentaatinya berarti ia tidak merusak janjinya tersebut.


Keenam, seseorang yang memiliki kadar keikhlasan semakin kuat maka akan semakin mendapatkan kelipatannya tinggi nilai pahala yang didapat. Adapun bentuk kelipatan tidak hanya kelipatan sepuluh saja namun bahkan ribuan. Inilah balasan yang akan Allah Swt berikan di akhirat berlipat ganda.


Ketujuh, bagi seorang muslim wajib mengenal Allah Swt dan mengetahui sifat-sifat nya, karena hal ini akan membuat keimananya semakin kuat.

Begitu juga bagi manusia sebagai makhluk ciptaan Allah Swt, maka tidak boleh tidak harus siap menerima sifat  qona'ah (menerima) bersyukur dan puas dengan apa yang diberikan. Karena salah satu kenikmatan hidup juga didapat dari perilaku qonaah, banyak sedikit pun rizki yang didapat maka harus qonaah, karena semua dari Allah Swt.


Kedelapan, ketika seseorang menginginkan menjadi orang kaya dari ibadahnya, padahal apakah ada jaminan ketika seseorang kaya hidupnya akan tenang dan menikmati ibadah. Orang kaya pun akan mengatakan bahwa  harta yang dimilikinya kurang banyak. Orang yang dikatakan kaya, ia tetap saja mengatakan kekurangan dalam harta.


Kesembilan, sebagai manusia mencari rizki itu wajib dan usahakan dalam mencari rizki yang betul-betul halal. Karena dengan rizki yang halal akan membuat hati tenang dan sehat. Dari makanan halal juga akan menjadi sebab  tenangnya hati, mudah taat dan takut kepada Allah Swt. 

Sebaliknya rizki yang tidak halal akan berpengaruh pada perilaku tidak baik. Perilakuknya sangat sulit terkontrol (jawa=sakarepe dewek) dan berdampak pada perilaku malas untuk beribadah. Dari darah dan daging yang haram akan terbakar (masuk) di neraka.

Semoga ada manfaatnya, mohon maaf bila ada kesalahan, Wallahu'alam bishowab. Lukmanrandusanga.

No comments:

Post a Comment