Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
Alhamdulillahi wasyukurillah, Lahaula wala kuwwata
illa bilah, Amma ba’du.
Puji sukur kehadirat Allah subhanahua taala , yang
telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayahnya kepada kita sekalian,
sehingga pada malam ini kita masih dapat berkumpul kembali dalam pengajian yang
di laksanakan pada malam romadhon ini.
Solawat serta salam senantiasa tercurahkan kepa junjungan kita nabi besar
Muhammad Solallohu’alaihi Wasalam , yang dengan risalahnya telah membawa kita sekalian
dari zaman onta menuju zaman inova.
Antara amanah dan khianat
Kata amanah (Dalam
Kamus Besar B. Indonesia artinya: Sesuatu yang dipercayakan orang lain,
keamanan, ketentraman, dan dapat dipercaya)seakar dengan iman. Ini berarti
sikap amanah mempunyai korelasi(Hubungan
timbal balik/ Sebab akibat)yang erat dengan iman seseorang. Orang beriman
pasti memiliki sifat amanah. Orang yang tidak amanah berarti tidak ada iman
dalam dirinya, meskipun lidahnya menyatakan beriman.(misalnya
seseorang yang selalu peduli dan tidak menganggap remeh pekerjaan/ tugas yang
telah diberikan dan di kerjakan secara profesional maka orang lain akan
beranggapan bahwa ia adalah seseorang yang beriman dan dapat dipercaya, dan
jika seseorang memiliki iman yang kuat maka orang lain juga akan beranggapan
bahwa ia seseorang yang dapat dipercaya.)Allah berfirman: “Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu
mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad), dan (juga) janganlah kamu mengkhianati
amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahui.” (QS
8:27).
Sikap amanah harus diwujudkan dalam semua aspek
kehidupan. Orang yang memegang amanah dituntut menjalankan dan menyampaikan
kepada yang berhak menerimanya. Firmannya, “Sesungguhnya Allah
menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh
kamu) apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan
adil.....” (QS 4: 58).
Jadi jangan seperti gayus yang seenaknya mengambil
uang pemerintah, atau nazarudin yang dengan jabatannya sebagai bendaharapada
suatu organisasi partai demokrat yang telah melakukan korupsi.
Memiliki sikap amanah penting dalam kegiatan
muamalah (Ilmu pengetahuan). Sikap amanah yang dimiliki seseorang dapat
dijadikan tolak ukur mengangkatnya menjalankan tugas tertentu. Sebalinya, suatu
urusan yang diserahkan kepada orang yang tidak amanah, maka urusan itu akan
berantakan. Sebab, orang yang tidak
amanah berarti ia tidak profesional menjalankan tugasnya.
Rasulullah SAW menjelaskan, “Apabila amanah telah
disia-siakan, tunggulah saat kehancurannya.” Seorang sahabat bertanya, Ya
Rasulullah, bagaimana maksud menyia-nyiakan amanah itu ?” Nabi menjawab “Yaitu
menyerahkan suatu urusan ditangani oleh orang yang bukan ahlinya. Untuk itu tunggulah
saat kehancuran tersebut. “(HR Bukhari).
Khianat (tipu
daya, tidak setia, durhaka. Menurut: Kamus Besar B. Indonesia)merupakan
lawan dari amanah. Sikap ini melekat pada orang yang kurang beriman. Sikap
khianat merupakan ciri orang munafik(Hanya
melihatnya saja percaya, suci setia tetapi sebenarnya tidak) yang
diekspresikan dengan menyalahi janji dan apa yang telah dipercayakan kepadanya.
Orang yang demikian digelari sebagai mahluk terburuk yang sangat dibenci Allah.
Allah berfirman,
“Sesungguhnya binatang (Makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah
orang-orang yang kafir, karena orang itu tidak beriman. (yaitu) orang-orang
yang kamu telah mengambil perjanjian dari mereka, sesudah itu ia mengkhianati
janjinya pada setiap kalinya, dan mereka tidak takut (akibat-akibatnya).” (QS
8: 55-56).
Sikap khianat
amat berbahaya bila berkembang dalam kehidupan suatu masyarakat. Sikap
ini merugikan orang yang dikhianati dan pelakunya.Semisal ketika dalam
suatu organisasi terdapat seseorang yang di tunjuk oleh ketua untuk mengerjakan
sutu tugas dan ia menyetujuinya, namun tugas itu di anggap remeh olehnya dan
tidak di abaikan begitu saja tidak dikerjakan. Hal ini akan merugikan banyak
orang dalam suatu organisasi tersebut dan bagi pelakunya akan di anggap orang sebagai
orang yang tidak di percayai.
Apabila sikap khianat melekat pada seseorang,
berarti saat itu telah lepas darinya sikap amanah. Sebab, antara amanah dan
khianat tidak mungkin berkumpul pada saat bersamaan. Nabi bersabda, “Tidak
mungkin berkumpul iman dan kafir dalam hati seseorang. Dan tidak mungkin pula
berkumpul sifat jujur dan dusta padanya sekaligus, sebagaimana tidak mungkin
berkumpul sifat khianat dan amanah padanya secara bersamaan.” (HR Ahmad).
Kita sebagai Pemuda Pemudi harus memiliki sikap amanah.
Dengan sikap amanah diharapkan tugas-tugas yang diberikan kepada kita dapat
dijalankan dengan baik dan membawa kenyamanan, keamanan, dan ketentraman.
Sebaliknya, apabila sikap khianat menjadi budaya, maka akan menimbulkan
kehawatiran, prasangka, dll.
No comments:
Post a Comment