"Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka" (QS. Al-Mu'minun: 60)
Marilah kita senantiasa memanjatkan puji sukur ke
hadirat Alloh SWT, yang telah memberikan kepada kita rahmat, taufik serta
hidayahnya kepada kita semua dan yang tidak kalah pentingnya adalah memberikan
nikmat iman, islam dan nikmat sehat, sehingga malam ini kita masih diberi
kekuatan untuk melaksanakan sholat isa dan tarwih secara berjamaah.
Jamaah Tarwih yang dimulyakan Alloh SWT
Jika engkau telah banyak melakukan kebaikan, janganlah pernah
merasa takjub dengan segala kebaikan tersebut.
Salah satu ciri orang-orang sholeh adalah mereka selalu merasa
takut walaupun amalnya banyak. Takut amalnya tidak diterima Allah ta'ala
sehingga mereka terus semangat dalam beramal. Alloh Subhanahuwa Taala bersabda
:
"Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka
berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka
akan kembali kepada Tuhan mereka" (QS. Al-Mu'minun: 60)
Dari ayat di atas terkandung makna sebagai berikut :
1. Allah mengatakan dalam ayat-Nya: { وَجِلَةٌ = Wajilah } yakni خائفة = Khoifah "takut", al-Hasan
al-Bashri berkata: mereka melakukan perbuatan baik, dan mereka takut jika
amalan itu tidak menyelamatkan mereka dari siksa tuhannya, sesunguhnya orang
beriman mengumpulkan banyak kebaikan dan mereka takut kepada tuhannya, sedangkan
orang munafiq mengumpulkan keburukan dan mereka merasa aman denga keburukan
itu.
2. Sahl bin Abdullah pernah berkata:
takutnya orang-orang yang benar (siddiqun) kepada su'ul khatimah disetiap saat
dan gerakan mereka, dan mereka itulah yang Allah kepada mereka dalam ayat ini.
3. Ibnu Rajab pernah berkata: Tidklah
dianjurkannya meminta ampunan pada malam lailatul qadr, setelah usaha dan kerja
keras melakukan amala shalih pada malam-malam akhir dari ramadhan; adalah
karena mereka yang mengetahui keadaan dirinya sekalipun telah beramal yang
banyak, tapi mereka seakan-akan tidak melihat apapun dari amalannya itu,
sehingga mereka kembali kepada tuhannya dengan memohon ampunan bagaikan orang
yang berlumuran dosa.
4. Jika ditelaah ayat ini dengan
baik, setidaknya akan diketahui bahwa orang-orang shalih tidak takut pada
sesuatu apapun melainkan pada dua hal ini: - Takut jika amalan tidak diterima { وَٱلَّذِينَ
يُؤْتُونَ مَآ ءَاتَوا۟ وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ } - Takut jika hati kembali rusak setelah datangnya hidayah { رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا
بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا } "(Mereka berdoa): ROBBANA LAA TUZI’ QULUUBANAA BA’DA
IDZHAITANA "Ya Tuhan kami,
janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri
petunjuk kepada kami" [Ali Imran:8].
5. Al-Qur'an mengarjakan kepada kita
agar tidak merasa cukup dengan banyaknya puasa dan zakat yang sudah kita
kerjakan dan tunaikan, melainkan senantiasa takut kepada Allah dan terus
menambah ketaatan kepada-Nya.
Aisyah radliyallahu 'anhu pernah bertanya pada Rasulullah tentang tafsiran ayat di atas, "Apakah mereka orang-orang yang bemaksiat meminum khamar dan mencuri, wahai Rasulullah?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, "Tidak, tetapi mereka adalah orang-orang yang rajin berpuasa, sholat dan berinfak, sementara mereka khawatir jangan-jangan apa yang mereka lakukan tidak diterima oleh Allah ta'ala. Maka mereka itulah sebenarnya orang-orang yg berlomba-lomba dalam kebaikan dan berpacu dalamnya." (HR. Tirmidzi)
Demikian yang dapat saya sampaikan kurang lebihnya saya mohon maaf, Billahi taufik wal hidayah
Wassalamu alaikum Warokhmatullohi Wabarokaatuh
No comments:
Post a Comment