[KULTUM] Jangan Takjub dengan Amal yang Telah Dilakukan

"Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka" (QS. Al-Mu'minun: 60)




Assalamu alaikum wr.wb

ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪَ ﻟِﻠﻪِ ﻧَﺤْﻤَﺪُﻩُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻌِﻴْﻨُﻪُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻩْ ﻭَﻧَﻌُﻮﺫُ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻣِﻦْ ﺷُﺮُﻭْﺭِ ﺃَﻧْﻔُﺴِﻨَﺎ ﻭَﻣِﻦْ ﺳَﻴِّﺌَﺎﺕِ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟِﻨَﺎ، ﻣَﻦْ ﻳَﻬْﺪِﻩِ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓَﻼَ ﻣُﻀِﻞَّ ﻟَﻪُ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻀْﻠِﻞْ ﻓَﻼَ ﻫَﺎﺩِﻱَ ﻟَﻪُ. ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪ ﻭَﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﻋَﺒْﺪُﻩُ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟُﻪُ

أَمَّا بَعْدُ
"innal hamda lillaah nahmaduhu wa nasta'iinuhu wa na'uudzu billahi min suruuri anfusinaa wa min sayyiaati a'maalinaa man yahdihillaahu falaa mudhilla lah, wa man yudhlilhu falaa haadiya lah. Asyhadu allaa ilaaha illallah, wa asyhadu anna muhammadan 'abduhuu wa rosuuluh. Amma ba’du"

Marilah kita senantiasa memanjatkan puji sukur ke hadirat Alloh SWT, yang telah memberikan kepada kita rahmat, taufik serta hidayahnya kepada kita semua dan yang tidak kalah pentingnya adalah memberikan nikmat iman, islam dan nikmat sehat, sehingga malam ini kita masih diberi kekuatan untuk melaksanakan sholat isa dan tarwih secara berjamaah.

Sholawat seta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW, nabi akhirul zaman, uswatun khasanah bagi kita umat seluruh alam dan semoga kelak kita semua yang selalu taat melaksanakan sunah-sunahnya di yaumul kiamat  mendapatkan syafaatnya. Amin ya robbal alamin. Perkenankan pada malam hari ini saya  menyampaikan kultum dengan tema :

“Jangan Takjub dengan Amal yang Telah Dilakukan”

Jamaah Tarwih yang dimulyakan Alloh SWT

Jika engkau telah banyak melakukan kebaikan, janganlah pernah merasa takjub dengan segala kebaikan tersebut.

Salah satu ciri orang-orang sholeh adalah mereka selalu merasa takut walaupun amalnya banyak. Takut amalnya tidak diterima Allah ta'ala sehingga mereka terus semangat dalam beramal. Alloh Subhanahuwa Taala bersabda :

وَٱلَّذِينَ يُؤْتُونَ مَآ ءَاتَوا۟ وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَىٰ رَبِّهِمْ رَٰجِعُونَ

(Walladziina yu’tuuna maa atauwaquluubuhum wajilatun annahum ilaa robbihim rojiuun)

Artinya :

"Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka" (QS. Al-Mu'minun: 60)

Dari ayat di atas terkandung makna sebagai berikut :

1.      Allah mengatakan dalam ayat-Nya: { وَجِلَةٌ = Wajilah } yakni خائفة  = Khoifah "takut", al-Hasan al-Bashri berkata: mereka melakukan perbuatan baik, dan mereka takut jika amalan itu tidak menyelamatkan mereka dari siksa tuhannya, sesunguhnya orang beriman mengumpulkan banyak kebaikan dan mereka takut kepada tuhannya, sedangkan orang munafiq mengumpulkan keburukan dan mereka merasa aman denga keburukan itu.

2.     Sahl bin Abdullah pernah berkata: takutnya orang-orang yang benar (siddiqun) kepada su'ul khatimah disetiap saat dan gerakan mereka, dan mereka itulah yang Allah kepada mereka dalam ayat ini.

3.     Ibnu Rajab pernah berkata: Tidklah dianjurkannya meminta ampunan pada malam lailatul qadr, setelah usaha dan kerja keras melakukan amala shalih pada malam-malam akhir dari ramadhan; adalah karena mereka yang mengetahui keadaan dirinya sekalipun telah beramal yang banyak, tapi mereka seakan-akan tidak melihat apapun dari amalannya itu, sehingga mereka kembali kepada tuhannya dengan memohon ampunan bagaikan orang yang berlumuran dosa.

4.     Jika ditelaah ayat ini dengan baik, setidaknya akan diketahui bahwa orang-orang shalih tidak takut pada sesuatu apapun melainkan pada dua hal ini: - Takut jika amalan tidak diterima { وَٱلَّذِينَ يُؤْتُونَ مَآ ءَاتَوا۟ وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ } - Takut jika hati kembali rusak setelah datangnya hidayah { رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا } "(Mereka berdoa): ROBBANA LAA TUZI’ QULUUBANAA BA’DA IDZHAITANA  "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami" [Ali Imran:8].

5.  Al-Qur'an mengarjakan kepada kita agar tidak merasa cukup dengan banyaknya puasa dan zakat yang sudah kita kerjakan dan tunaikan, melainkan senantiasa takut kepada Allah dan terus menambah ketaatan kepada-Nya.

Aisyah radliyallahu 'anhu pernah bertanya pada Rasulullah tentang tafsiran ayat di atas, "Apakah mereka orang-orang yang bemaksiat meminum khamar dan mencuri, wahai Rasulullah?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, "Tidak, tetapi mereka adalah orang-orang yang rajin berpuasa, sholat dan berinfak, sementara mereka khawatir jangan-jangan apa yang mereka lakukan tidak diterima oleh Allah ta'ala. Maka mereka itulah sebenarnya orang-orang yg berlomba-lomba dalam kebaikan dan berpacu dalamnya." (HR. Tirmidzi)


Marilah kita senantiasa tidak perlu mengungkap amalan yang telah kita lakukan, marilah kita belajar ikhlas untuk semua halyang kita lakukan baik dalam ber ibadah kepada Alloh maupun dalam berbuat kebajikan kepada sesama manusia. Semoga kita semua senantiasa selalu dalam lindungan Alloh SWT dari perbuatan-perbuatan yang sesat dan ingkar.

Demikian yang dapat saya sampaikan kurang lebihnya saya mohon maaf, Billahi taufik wal hidayah 

Wassalamu alaikum Warokhmatullohi Wabarokaatuh


No comments:

Post a Comment