إِنَّ
اْلحَمْدَ لِلّهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ. أَشْهَدُ أَنْ
لاَ إِلهَ إِلاَ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَدًا
عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.. أَمَّا بَعْدُ
Alhamdulillah kita telah
berada di bulan yang kita nanti-nantikan. Yaitu bulan Ramadhan. Pada
kesempatan malam ini saya akan membacakan risalah dengan tema :
Marhaban
Ya Ramadhan
Rasul bersabda: “Telah
datang kepada kalian ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah wajibkan kepada
kalian puasa di bulan ini. Di bulan ini, akan dibukakan pintu-pintu
langit, dan ditutup pintu-pintu neraka, serta setan-setan nakal akan
dibelenggu. Demi Allah, di bulan ini terdapat satu malam yang lebih baik dari
pada 1000 bulan. Siapa yang terhalangi untuk mendulang banyak pahala di malam
itu, berarti dia terhalangi mendapatkan kebaikan”. (HR. Ahmad dan
An-Nasa’i).
Esensi
dari kata Marhaban Ya Ramadhan itu berdasarkan yang dinukil oleh
Prof. Dr. M. Qurasih Shihab bahwa kata “Marhaban” terambil dari kata “rahb”
yang berarti “luas” atau “lapang”, sehingga marhaban menggambarkan bahwa tamu
disambut dan diterima dengan dada lapang, penuh kegembiraan serta dipersiapkan
baginya ruang yang luas untuk melakukan apa saja yang diinginkannya.
Dari akar
kata yang sama dengan “Marhaban”, terbentuk kata “rahbat” yang antara lain
berarti ruangan luas untuk kendaraan, untuk memperoleh kebaikan, atau kebutuhan
pengendara guna melanjutkan perjalanan.
“Marhaban
Ya Ramadhan” berarti selamat datang Ramadhan mengandung arti bahwa kita menyambutnya dengan lapang dada, penuh dengan kegembiraan; tidak
dengan menggerutu dan menggangap kehadiranya menggangu ketenangan atau suasana
nyaman kita.
Marhaban
ya Ramadhan kita ucapkan untuk bulan suci itu karena kita
mengharapkan agar jiwa raga kita diasah dan diasuh guna melanjutkan perjalanan
menuju Allah SWT.
Hadirin Yang Berbahagia,
Di bulan yang suci ini, kita
di instruksikan untuk menunaikan ibadah puasa.
Redaksi surah secara familiar telah kita hafal, yaitu:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ
ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ
Artinya: “Wahai orang-orang
yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.(QS. Al-Baqarah [02]: 183).
Dalam
redaksi tersebut, secara komprehensif menerangkan tentang puasa yang
secara hukum Islam wajib dikerjakan oleh setiap umat yang beriman. Puasa atau
sering disebut dengan Shiyam menurut etimologis berarti menahan diri dari
sesuatu. Shiyam menurut istilah: menahan diri dari makan, minum, hubungan
seksual suami isteri dan segala yang membatalkan sejak dari terbit fajar hingga
terbenam matahari dengan niat karena Allah Subhanahuwa taala.
Tujuan
ibadah puasa adalah untuk menahan nafsu dari berbagai syahwat,
sehingga siap mencari sesuatu yang menjadi puncak kebahagiaanya; menerima
sesuatu yang menyucikannya, yang di dalamnya terdapat kehidupan nafsu terhadap
lapar dan dahaga serta mengingatkannya dengan keadaan orang-orang yang
menderita kelaparan diantara orang-orang miskin; menyempitkan jalan syetan pada
dirinya dengan menyempitkan jalan aliran makanan dan minuman.
Puasa adalah untuk Rabb
semesta alam, tidak seperti malan-amalan yang lain. Ini berarti meninggalkan
segala yang dicintai karena kecintaannya kepada Allah SWT. Puasa merupakan
rahasia antara hamba dengan Tuhannya, sebab para hamba mungkin bisa diketahui
bahwa ia meninggalkan hal-hal yang membatalkan puasa secara nyata,
tetapi keberadaannya meninggalkan hal-hal tersebut karena Sembahannya, maka tak
seorangpun manusia yang mengetahuinya. Itulah esensial dari puasa.
Sebelum kita berpuasa, kita
harus mempersiapkan diri. Persiapan diri ini meliputi: (1) Persiapan Ruh dan
Jasad. Agar tidak kaget dalam menjalankan puasa Ramadhan. (2) Persiapan
Keilmuan. Maksudnya adalah mengkaji dan mengulang tentang puasa dan
hal-hal yang membatalkan dan yang dibolehkan atau tidak perlu dilakukan serta
melakukan Qiyam Ramadhan. (3) Persiapan fisik material, yaitu mengemasi
segala sarana-prasarana penunjang kegiatan Ramadhan.
Semoga dengan kita
mempersiapkan ketiga yang telah dipaparkan tadi kita bisa lancar dalam mengerjakan
ibadah puasa. Semoga kedatangan bulan suci Ramadhan dapat
mengarahkan kita menjadi hamba Allah, yang ikhlas dan penuh kesungguhan dalam
ibadah, ikhlas dalam memikul tangung jawab, dan ikhlas dalam berjuang di jalan
Allah meninggikan kalimat-Nya. Amin.
Demikian apa yang dapat kami
sampaikan, kuramg lebihnya saya mohon maaf. Akhirul kalam billahi Taufik wal
hidayah.
Wassalamu alaikum
warokhmatullohi wabarokatuh.
No comments:
Post a Comment